Dongkrak Daya Beli Kelas Menengah, Hashim: Genjot Segmen Properti dan Berantas Judi Online

 Ketua Satgas Perumahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto Hashim S. Djojohadikusumo mengatakan pemerintahan mendatang menyiapkan dua strategi untuk mengatasi penurunan kelas menengah.

SIARAN99 Strateginya adalah pembangunan tiga juta unit rumah dan apartemen tiap tahun dan mengawasi judi online. “Pak Prabowo ingin membangun tiga juta unit rumah dan apartemen setiap tahun,” kata Hashim saat diskusi Future of Indonesia Dialogue: Optimisme Dunia Usaha dalam Bermitra dan Menyongsong Pemerintahan Prabowo-Gibran, di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Sabtu (31/8/2024).

Pembangunan rumah dalam jumlah masif memang telah menjadi program prioritas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Presiden dan wakil presiden terpilih tersebut menargetkan Pembangunan 2 juta unit rumah di pedesaan dan 1 juta unit apartemen di perkotaan tiap tahun. Selama lima tahun pertama ditargetkan pembangunan sebanyak 15 juta unit rumah dan apartemen. “Tujuannya untuk merangsang perekonomian dalam negeri,” kata dia.

Dia mengatakan, pembangunan ini untuk meningkatkan pendapatan kontraktor lokal di daerah. Cara ini menjadi bagian yang paling strategis untuk meningkatkan kelas menengah Indonesia. “Perusahaan kontraktor konglomerat dilarang untuk masuk ke bidang ini,” ujar dia saat diskusi.

Selain membangun rumah, Hashim mengatakan, pemerintahan Prabowo-Gibran akan mengawasi kegiatan judi online. Sebab, aktivitas judi online telah menguras kantong kelas menengah. “Kegiatan-kegiatan judi online mengurangi penghasilan kelas memengah. Ini menguras dan memperkecil daya ekonomi kelas menengah. Ini salah satu yang harud diperhatikan,” kata dia

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Poltik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) sekaligus Ketua Satgas Judi Online Hadi Tjahjanto mengatakan, korban judi online di masyarakat tidak hanya orang tua, tetapi juga anak-anak. Berdasarkan data demografi, pemain judi online usia dibawah 10 tahun mencapai 2% dari pemain, dengan total 80.000 orang yang terdeteksi.

Hadi menjelaskan sebaran pemain antara usia antara 10 sampai 20 tahun sebanyak 11% atau kurang lebih 440.000 orang. Selanjutnya usia 21 sampai 30 tahun 13% atau 520.000 orang. Lalu usia 30 sampai 50 tahun sebesar 40% atau 1,64 juta orang. Kemudian usia di atas 50 tahun sebanyak 34% dengan jumlah 1,35 juta orang. 

“Ini rata-rata adalah kalangan menengah ke bawah yang jumlahnya 80% dari jumlah pemain 2,37 juta orang. Dan klaster nominal transaksi untuk menengah ke bawah itu antara Rp 10.000 sampai Rp 100.000. Menurut data untuk kluster nominal transaksi kelas menengah ke atas itu antara Rp 100.000 sampai Rp 40 miliar,” katanya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *